Bandar lampung – Pembangunan gedung pusat akademik dan riset UIN raden intan lampung yang dibiayi surat berharga syariah Negara ( SBSN ) melalui skema proyek 6 in 1 ditargetkan selesai pada akhir 2020. Proyek 6 in 1 merupakan pembangunan yang tergabung dalam program pengembangan sarana dan prasarana 6 PTKIN yang dilakukan secara multi years ( tahun jamak ) jelas kata kepala bagian humas UIN Lampung ( hayatul. )
Hayatul menambahkan bahwa gedung pusat akademik dan riset center ini insya allah akan selesai pada akhir 2020. Kami bersama PTKIN yang bergabung dalam proyek 6 in 1 dalam hal ini bappenas, kementrian keuangaan ( kemenkue ), kementrian agama (kemenag ), serta seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan sarana prasarana menjadi nyata, selain UIN raden intan lampung, 5 PTKIN lainnya yang tergabung dalam proyek 6 in 1 yaitu UIN Antasari Banjarmasin, UIN Iman bonjol padang, UIN sultan maulana hasanuddin banten, UIN sulthan thaha saifuddin jambi, dan UIN Sunan ampel Surabaya.
Adapun perusahaan pelaksana proyek di UIN Raden intan lampung yaitu KSO Adhi karya abipraya dan perusahaan pengawasaan PT yodya kaya (persero) jelasnya.
Hayatul menambahkan lebih jauh bahwa proyek ini tidak hanya 1 gedung, tapi semuanya ada 6 gedung, ada 3 lokasi yang berbeda,tetapi berada di area sini.
Yang pertama gedung paling depan, paling tinggi 9 lantai, ini untuk gedung akademik dan resepsentor, pusat pelayanan akademik dan pusat penelitian. Kemudian gedung dibelakang sana itu nanti gedung UKM Center untuk kegiataan mahasiswa disitu nanti terdapat seport center, kolam renang, lapangan futsal, dan olahraga lainnya.
Yang ketiga lokasinya di sebelah kanan gerbang. Itu nanti terdapat 4 gedung fakultas. Dari 6 item proyek ini kemajuan fisik nya dari keseluruhaan sudah 60%, tetapi kalau gedung depan yaitu gedung akademik sudah 80% karna ini target tahun depan sudah di oprasionalkan.
Kalau dari bangunanan progresnya ini kita dapat penghargaan dari kementriaan keuangan terutama proyek proyek SBSN dimana proyek kita ini proyek tercepat tahun ini. Dimasa pandemi itu ketika kita melakukan acara TOPPING UP gedung ini sebulan yang lalu,itu kita live dan disaksikan seluruh pengguna dana SBSN seindonesia.
Ada 6 UIN yang dapat dana SBSN nama nya SIX IN ONE nah dari 6 UIN ini kita juga yang progresnnya lebih tinggi dan lebih cepat,terkait stitmen dewan pimpinan daerah (DPD) BARA-JP Provinsi lampung, itu ”tidak benar” pasal nya tidak transparan ini semua terbukakan.
Permasalahan wartawan yang bertemu dengan security keamanan proyek ( satpam ) itu hanya masalah teknis ,dan buktinya pun bisa dilihat barangnya kelihatan dan tidak ada yang ditutupi.
Dan masalah itu hanya kesalahan teknis ketika ketemu dengan security keamanan proyek ( satpam ), bukan pihak yang berkompeten dan namanya satpam tidak bisa dijadikan narasumber.
Seharusnya pihak wartawan dan temen temen media bisa ketemu dengan pihak manajemen. Pihak manajemen itu bukan didepan,posisinya dibelakang ada kantor nya sendiri. Sebenarnya tidak benar jika dibilang tidak transparan, dari proses tender,sampai pelaksanaan, bahkan tanda tangan kontrak pun di depan mentri agama.
Dari seluruh 6 UIN yang saya sebut dipanggil ke Jakarta, di hadapan mentri agama itu dilakukan tanda tangan kontraknya. Dari 6 perguruan tinggi dan 6 BUMN, Proyek ini kita ga sendiri ada manajemen konstruksinya MK, ada pihak pengawas, ada pihak perencanaan, kemudian ada kontraktor.
Jadi PPK disini dibantu pengawas bukan kita sendiri yang mengawasi ada konsultan pengawas, memang ada dari perusahaan BUMN konsultan nya dari PT.Yodya karya, kalau PUPR itu adalah tempat kita koordinasi untuk minta bimbingan.
Mulai dari proses perencanaan sampai tender pelaksanaan kita konsultasi dengan PUPR Pusat, karna kejadian kemarin kita ada pertemuaan kita bahas evaluasi,security dan satpam yang diproyek kita kasih tau agar tidak terjadi lagi seperti ini. Jelas hayatul ( Bdr).