Masyarakat Dua Pekon Sampaikan Aspirasi Buruknya Pembangunana Bendungan Way Gatol Di DPRD Pringsewu.

170
0

Pringsewu,– INFONUSANTARA.co.id– Puluhan warga masyarakat terdampak banjir di dua Pekon Kecamatan Ambarawa mendatangi gedung DPRD kabupaten Pringsewu, kedatangan masyarakat tersebut, menyampaikan aspirasi, buruknya pembangunan Bendungan Way Gatol yang mengakibatkan banjir dan merendam ratusan hektar lahan persawahan di Pekon setempat ,Senin (24/1/22).

Pada kesempatan Herring Kepala Pekon Ambarawa Al-Huda menyampaikan, dampak dari Bendungan Way Gatol yang belum maksimal berdampak bagi para petani, bendungan tersebut belum memberikan solusi bagi petani apabila musim penghujan seperti sekarang ini para petani di rugikan.

Dampak dari luapan air tersebut merendam ratusan hektar sawah milik petani, ini baru hujan lokal belum hujan dari gunung-gunung yang bermuara di bendungan Way Gatol,” ungkapnya.

Dikatakan Huda, Bendung Way Gatol hanya menormalisasi bagian hulu nya saja, tapi untuk pembuangannya belum siap menerima limpahan air,” terang nya.

Masih di tempat yang sama Rohmat Kepala Pekon Ambarawa Timur mengatakan untuk wilayah Ambarawa Timur dan sekitarnya langganan banjir memang dari dulu sudah ada.

Akan tetapi berbeda dengan banjir saat ini yang biasanya satu sampai dua hari sudah surut kalau sekarang bisa sampai lima hari belum surut-surut di karenakan keberadaan bendungan way gatol justru menimbulkan Maslah.

“Kami perwakilan dari kecamatan Ambarawa kepada dinas terkait agar bisa menormalisai sungai yang menjadi sumber masalah, kami juga berharap agar bisa di carikan solusi pembenahan mengenai Bendungan Way Gatol,” terangnya.

Di kesempatan yang sama Suryono selaku ketua P3A Kecamatan Ambarawa (Perkumpulan petani pemakai air), yang beranggotakan tujuh ratus lima belas petani, luas hamaparan 285 hektar yang masuk di (RDKK) Rencana defenitif kebutuhan kelompoktani.

Selama ini yang dirasakan petani tiap tahunnya mengalami kerugian semenjak kurangnya normalisasi Bendungan tersebut.

Warga yang sangat-sangat ingin meminimalisir banjir yang akibatnya akan merugikan petai itu sendiri.

Maka Sepanjang tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 warga yang terdampak oleh banjir melakukan swadaya untuk perbaikan tanggul sungai yang menghabiskan biaya Rp 26.000.000,- di tahun berikutnya suwdaya warga mengabiskan biaya Rp 36.000.000.

“Dari hasil suwadaya perbaikan tanggul belum maksimal bahkan sampai sekarang masih kritis dan rawan jebol,” beber suryono.

Ketua P3A Suryono berharap agar segera di perbaiki tanggul sungai way napal Karana kerugian petani bukan sedikit.

“biaya operasional padi yang baru di tanam perhektar kurang lebih Rp 3 000.000 untuk Ambarawa induk dan timur kurang lebih 250 hektar.

Kalau sudah satu bulan, padi sudah di semprot dan di pupuk apa tidak milyaran kerugian kami,”tegasnya.

Sementara Maulana M Lahudin Ketua Komisi II dan Komisi III DPRD kabupaten Pringsewu menyikapi keluhan masyarakat dampak banjir di Kecamatan Ambarawa khususnya di Pekon Ambarawa induk dan Ambarawa timur, jumlah kerugian petani di dua Pekon tersebut mencapai milyaran.

Dengan kalkulasi Rp 10.000.000 perhektar dikali kurang-lebih 400 hektar itu yang kita taksir sementara Hasil dari rapat kerja terdapat dua poin Yang pertama, langkah kongkrit yang ter update dan terkini membersihkan sampah dengan cara dinas PU sudah kita perintahkan untuk mengirim alat berat bersama BPBD dalam rangka evakuasi hal-hal yang di butuhkan.

Khususnya sampah terangkat dulu dengan baik maka air akan mengalir langkah itu mempercepat jalannya arus air.

“Salah satu faktor penyebab banjir posisi air ini dibawah lahan sawah akan tetapi Menumpuknya sampah di pintu pembuangan air sehingga meluap kepramukaan mengakibatkan permukiman dan lah persawahan,” jelasnya.

Poin kedua yaitu evaluasi Bendungan Way Gatol, sebelum adanya bendungan petani di kecamatan Ambarawa adanya panen raya, tapi sebalik nya semenjak adanya bendungan tersebut, ada delapan pintu air malah banjir.

Terkait anggaran tak terduga bencanan, BPBD Kabupaten Pringsewu disitu ada anggaran kebencanaan.

“Selama ini Kabupaten Pringsewu, belum ada bencana, baru kali ini kita anggap sebagi bencana karna memang efek nya sangat luar biasa bagi petani,

petani nanam padi sampai tiga kali gagal panen selama tiga kali berturut-turut karna banjir dengan total kerugian milyaran dan sangat merugikan masyarakat,”pungkasnya.

Hadir pada kesempatan, Kepa Dinas Pertanian Siti Lita Wati, SP Dan perwakilan dari Dinas PU.(Yongky).